Kolonel Dr. Ir. Hikmat Zakky Almubaroq, S.Pd., M.Si. (Ketua Umum Yayasan Ponpes Alqomariah)
Ibadah haji, sebagai rukun Islam kelima, bukan semata perjalanan spiritual individual, melainkan juga momentum strategis yang merefleksikan kekuatan kolektif umat. Dalam konteks Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Haji tidak hanya bernilai religius, tetapi juga mencerminkan kapasitas negara dalam mengelola manusia, nilai, dan sumber daya secara terpadu. Dari sudut pandang manajemen pertahanan, ibadah haji dapat dimaknai sebagai sebuah model ketahanan nasional yang terintegrasi antara aspek ideologis, logistik, dan diplomasi.
Ketahanan Ideologis dan Pembentukan Karakter
Ibadah haji menanamkan nilai-nilai universal yang menjadi fondasi ketahanan bangsa: disiplin, kesabaran, pengorbanan, dan kepatuhan pada sistem. Dalam konteks pertahanan, nilai-nilai ini sejalan dengan semangat bela negara. Jamaah haji melewati berbagai proses yang menuntut kesiapan fisik, mental, dan spiritual. hal tersebut senada dengan proses kaderisasi dalam pembentukan karakter prajurit atau warga negara yang tangguh.
Lebih jauh, haji melatih manusia untuk meninggalkan identitas duniawi demi kesetaraan dan persatuan umat. Dalam sistem pertahanan semesta, semangat ini penting sebagai dasar integrasi antarkomponen bangsa dalam menghadapi ancaman multidimensional, baik militer maupun non-militer (Saragih, 2018).
Simulasi Operasi Skala Besar
Penyelenggaraan ibadah haji sejatinya adalah simulasi operasi logistik dan manajemen krisis berskala besar. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan, bekerja sama dengan TNI, Polri, BNPB, maskapai penerbangan, dan berbagai institusi lainnya dalam satu rantai komando dan kendali (command and control).
Aspek manajemen yang terlibat meliputi: perencanaan strategis, manajemen risiko, evakuasi medis, pengamanan massa, hingga pemulangan yang tepat waktu. Hal ini paralel dengan prinsip-prinsip operasi militer dalam menghadapi situasi darurat atau perang, di mana kolaborasi antarlembaga dan adaptabilitas sistem sangat menentukan keberhasilan misi (Handayani & Wibowo, 2020).
Dimensi Diplomasi Pertahanan dan Soft Power
Ibadah haji juga membuka ruang bagi penguatan diplomasi pertahanan melalui jalur soft power. Interaksi antara negara pengirim dan Kerajaan Arab Saudi tidak hanya bersifat teknis, melainkan juga membangun kepercayaan strategis (strategic trust). Kehadiran perwakilan militer atau petugas negara dalam misi haji menjadi bentuk keterlibatan simbolik yang mempererat hubungan bilateral dan menunjukkan keandalan institusi negara.
Di tingkat global, haji menjadi panggung solidaritas antarbangsa Muslim, memperlihatkan bagaimana kesatuan nilai mampu melampaui sekat geografis dan ideologis. Dalam konteks geopolitik, ini adalah kekuatan lunak yang dapat dimanfaatkan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin dunia Islam yang moderat dan demokratis (Nye, 2004; Wirayudha, 2021).
Penutup: Haji sebagai Pilar Ketahanan Nasional
Ibadah haji menyatukan spiritualitas dan strategi. Ia membentuk pribadi yang beriman dan berkarakter, sekaligus mencerminkan kemampuan negara dalam mengelola kompleksitas lintas sektor. Dalam perspektif manajemen pertahanan, haji adalah cerminan dari kesiapsiagaan nasional yang meliputi kesadaran ideologis, keandalan logistik, serta kecakapan diplomasi.
Oleh karena itu, perlu kiranya negara mengelola ibadah haji bukan hanya sebagai kewajiban pelayanan, tetapi juga sebagai peluang strategis untuk memperkuat ketahanan nasional secara holistik. Menjadikan haji sebagai laboratorium nilai, sistem, dan koordinasi, adalah langkah penting dalam membangun Indonesia yang berdaulat, tangguh, dan bermartabat di panggung dunia.
Daftar Referensi:
1. Handayani, S., & Wibowo, T. (2020). Manajemen Krisis dalam Penanganan Bencana dan Situasi Darurat Nasional. Jakarta: LIPI Press.
2. Nye, J. S. (2004). Soft Power: The Means to Success in World Politics. New York: PublicAffairs.
3. Saragih, B. (2018). Ketahanan Ideologi dan Pembentukan Karakter Bangsa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
4. Wirayudha, B. (2021). “Diplomasi Pertahanan dan Soft Power Indonesia di Dunia Islam.” Jurnal Ilmu Hubungan Internasional, 19(2), 145–163.